Senin, 01 Juni 2015

Bangga Memilih Produk Keuangan Syariah

iB Blogger Competition
IDE
Apa ide dan gagasan Anda untuk produk keuangan syariah Indonesia? Untuk membiayai liburan? Mendanai startup? Tuliskan di sini, siapa tahu jadi kenyataan dan Anda akan dicatat sebagai penggagasnya.
Gagasan saya untuk produk keuangan syariah, saya coba menawarkan untuk pembiayaan bank syariah, untuk liburan, yaitu liburan mengunjungi wisata syariah. Nah yang saya tawarkan produk pembiayaan liburan wisata syariah yang diperuntuhkan bagi penggiat ekonomi syariah. Bisa buat mahasiswa, dosen, praktisi, dan professional dalam bidang ekonomi syariah. Produk ini saya kira sangat menguntungkan bank syariah, karena dengan pembiayaan ini ada pihak yang akan membantu mensosialisasikan bank syariah ke masyarakat. Kedepannya produk pembiayaan liburan ke wisata syariah ini bisa diperuntuhkan bagi masyarakat umum. Jadi yang di untungkan ada dua yaitu bank syariah dan promosi wisata syariah di Indonesia. Sebelum masyarakat luas menikmati produk pembiyaaan wisata itu, penggiat ekonomi syariah sudah lebih dulu mencoba sehingga bisa menyampaikannya ke masyarakat luas.
Produk selanjutnya yang ditawarkan pembiayaan untuk para starup ? dalam hal ini yaitu pembiayaan pada produk starup yang melakukan penjualan dengan sistem online. Bisa difokuskan pada para starup yang punya penjualan online diberi pembiayaan agar bisa mengelolah usahanya. Pembiayaan yang diperuntuhkan bagi starup yang memili toko online, bisa diarahkan barang-barang yang dijual harus yang baik dan tidak merusak moral. Selanjutnya para starup hanya diperbolehkan dengan menggunakan rekening bank syariah. Bisa diutamakan pembiayaan ini diperuntuhkan mereka yang menawarkan produk-produk yang tidak melanggar syariah. Seperti toko buku online, toko baju muslim online, dan toko lainnya. Ditujukan agar bisa merespon permintaan masyarakat terhadap kebutuhan produk-produk yang sesuai dengan syariah.


CERITA
Ceritakan pengalaman Anda memakai produk keuangan syariah, kesan baik maupun buruk. Makin unik dan berkesan makin besar peluang menangnya. Jika belum pernah Anda tetap dapat menulisnya sebagai seandainya. Atau, dapat memilih tema tulisan yang lain.
Pengalaman saya mengenal dan menggunakan produk keuangan syariah, bisa dibilang secara tidak sengaja. Saya orang yang tinggal di desa di daerah Sulawesi selatan yang tidak pernah mendengar yang namanya bank syariah. Jangankan bank syariah waktu itu bank konvensional masih sangat jarang, untuk mengakses perbankan harus menempuh jarak jauh. Tapi Saya orang yang sangat gemar menabung sejak kecil, dengan cara lama, mengumpulkan uang di kaleng biskut. Waktu saya sekolah di asrama, setiap bulannya saya dapat subsidi dari orang tua untuk pembayaran uang SPP sekolah. Saya ingat sekali waktu itu SPP saya dua ratus ribu rupiah, sedangkan subsidi dari orang tua saya lima ratus ribu rupiah. Saya menggunakan subsidi itu untuk bayar SPP 200ribu, 100ribu, dan 200 ribu lagi di ditabung. Tepat waktu kelas 3 SMA saya berinisiatif untuk membuka rekening di bank, pastinya di bank konvensional saya sebut saja nama banknya yaitu di bank mandiri. Saat itu belum pernah mendengarkan yang namanya bank syariah. Untuk menempuh bank mandiri saja saya harus naik angkot dari sekolah kemudian turun terminal, setelah dari terminal harus melanjutkan  berjalan kaki kurang lebih dua samapai tiga kilometer dari terminal ke bank mandiri. Untuk membuka rekening pertama kali saya pakainya kartu pelajar, karena belum punya KTP. Rekening pertama saya menabung dengan nominal 2 juta, saya sudah mendapatkan fasilitas kartu ATM yang ada foto dan namanya, betapa senang saya waktu itu, walaupun kartu ATMnya tidak bisa langsung jadi tapi harus menunggu sampai waktu yang tidak ditentukan. Kurang lebih dua minggu kemudian saya dihubungi pihak bank mandiri untuk mengambil kartu ATMnya yang sudah jadi. Senang sekali rasanya bisa memegang kartu ATM itu, karena saya tercatat sebagai siswa pertama yang punya kartu ATM di sekolah saya waktu itu. Saking senangnya setelah saya dapat kartu ATM itu saya langsung mau mencoba kartu di mesin  ATM, lucunya uangnya ternyata tidak bisa keluar. Pak satpam tanya kepada saya, anda mau mengambil uang berapa ? saya jawab saja 20 ribu, secara spontan pak satpam bilang, oh tidak bisa karena di ATM ini pecahan 50ribu, “ kata pak satpam. Saya tidak tahu kalau ada ketentuan tersebut. Hingga akhirnya saya lulus SMA, tabungan saya sudah mencapai 20 juta.
Lulus sekolah orientasi adalah melanjutkan kuliah, pengen saya bisa melanjutkan kuliah di UGM pada jurusan manajemen. Berbagai jalur saya tempuh untuk bisa diterima di UGM, mulai dari jalur beasiswa Departemen agama.  Kedua, kemudian jalur ujian bersama, dan terkahir melalu Ujian SPMB, ternyata belum rejekinya untuk kuliah di UGM. Setelah pengumuman SPMB saya tidak lulus di UGM, saya diminta oleh orang tua untuk tetap kuliah di Yogyakarta. Sampai di Jogja saya dalam keadaan yang benar-benar blank, tidak tahu harus kuliah dimana. Ada paman yang merekomendasikan untuk kuliah di UII Jogja. Saya mencoba untuk mendaftarkan diri di UII, dengan mengambil jurusan ekonomi manajemen. Lagi-lagi waktu itu saya tidak lulus, dan saya menanyakan kepada pegawai waktu itu, katanya ketidaklulusannya bisa saja karena jurusan itu  kuotanya sudah penuh, kemudian orang itu menawarkan untuk jurusan ekonomi ada ekonomi Islam. Malam harinya saya coba konsultasi dan menanyakan ke orang tua dan kakak saya tentang jurusan Ekonomi Islam. Mereka sepakat agar saya kuliah di jurusan itu saja saat ini, karena tahun depan bisa daftar lagi dan mecoba tes lagi. Saya terima masukan dan saran tersebut keesokan harinya saya datang lagi ke UII untuk tes dan memilih Jurusan Ekonomi islam. Alhamdulillah saya lulus dan diterima, maka resmilah saya menjadi mahasiswa ekonomi islam di UII. Saya benar-benar belum ada pandangan dengan jurusan ini, tapi saya mencoba untuk menjalaninya. Saya mengikuti kuliah perdana dan kemudian ospek dan rangakain kegiatan mahasiswa baru lainnya. Ada yang menarik waktu malam inagurasi mahasiswa baru, saya beserta dua teman saya diminta untuk mewakili jurusan pada lomba cerdas cermat, jelas saya begitu bingung kenapa saya, padahal saya tidak begitu tahu banyak hal tentang jurusan ini.  Karena dipaksa saya jalani saja saya kan bisa mengandalkan kedua teman saya. Ternyata lain lagi kedua teman saya malah meminta saya sebagai juru bicara, makin bingung saya dibuatnya. Apa yang saya takutkan benar terjadi sempat ditanyakan kepada saya apa perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional, benar-benar saya tidak tahu, belum pernah sedikitpun saya membaca buku tentang hal ini, saya bingung tapi alhmdulillah saya diselamatkan oleh teman saya, dia menjawab jika yang membedakan antara bank syariah dengan bank konvensional, kalau bank syariah itu menggunakan bagi hasil dan kalau bank konvensional itu menggunakan bunga. Wah saya tertegun mendengar jawabannya kok dia sudah tahu tentang hal itu. Keesokan harinya saya tanya ke teman saya, kok kamu tahu tentang bank syariah apakah sudah pernah belajar atau pernah baca buku ? tanya saya. Iya, sudah pernah dengar dan sempat belajar tentang bank syariah walaupun hanya sepintas, jawabnya. Disamping itu katanya dia pernah baca di internet tentang hal itu. Wah saya jadi takjub karena dia sudah ada gambaran tentang jurusan ini, dia tahu banyak hal. Berbeda dengan saya yang belum pernah dengar dan tahu tentang bank syariah.  Parahnya lagi waktu itu saya belum bisa menggunakan internet, derita orang yang dari desa nih.
Hari semakin hari, kuliahpun saya mencoba menikmati bersama teman-teman yang berasal dari beberapa kota yang ada di Indonesia. Senang rasanya satu semester terlewati tapi dalam keadaan rekening saya masih pakai bank konvensional. Masuk semester dua sudah mulai masuk mata kuliah yang berbau ekonomi islam tentang keuangan islam, dari situ banyak mengetahui betapa hebatnya ekonomi islam itu, sayapun mengimbangi dengan banyak buku tentang ekonomi islam. Mulailah mengenal bank syariah, bahwa bank syariah kuat terhadap krisis, berdasarkan sektor riil, kemudian juga bebas riba, dan bisa menumbuhkembangkan wirausaha sehingga berpeluang untuk bisa menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak. Saya ingat kata dosen saya bahwa sekecil apapun kontribusi kita di bank syariah akan bermanfaat bagi orang lain. Misalnya menabung satu juta, kemudian uang itu digunakan mendanai usahanya orang lain kemudian usaha tersebut berkembang, dan makin besar sehingga dia membuka lapangan kerja, artinya kita sudah berkontribusi walaupun hanya kecil. Kemudian yang saya ingat jika menabung di bank syariah uang kita tidak akan digunakan untuk membiayai usaha-usaha yang dilarang oleh agama islam. Berbeda dengan bank konvensional bebas membiayai usaha apapun itu, halal maupun haram. Semenjak itu saya berfikir bisa saja tabungan saya yang dua puluh juta itu digunakan untuk membiayan usaha yang haram. Saya makin tidak tenang, tidak ingin dong saya membiayai usaha yang haram, artinya saya berkontribusi dalam merusak moral jika uang saya digunakan membiayai usaha yang dilarang agama. Saya memantapkan diri untuk membuka rekening di bank syariah, tepatnya di Bank Mandiri Syariah tepat pada februari 2008, di hari ulang tahun saya.
Kenapa, saya memilih Bank syariah mandiri waktu itu saya berfikirnya uang saya yang di mandiri konvensional bisa langsung dipindahkan ternyata tidak bisa, harus dipindahkan melalui transfer ataupun manual. Karena waktu itu saya belum mengenal dan tahu cara transfer akhirnya saya memindahkan tabungan saya dengan cara manual. Penarikan maksimal lima juta sehari melalui mesin ATM, jadi saya harus memindahkan selama empat kali. Waktu itu saya belum punya kendaraan, jadi saya harus jalan dari kost ke mesin ATM, kemudian harus melanjutkannya dengan naik angkot menuju kantor Bank Mandiri Syariah terdekat. Ini saya lakukan selama empat kali, untuk memindahkan uang saya yang dari bank konvensional ke bank syariah. Alhamdulillah saya lebih tenang karena benar-benar sudah tidak menggunakan bank konevensional.
Kemudian yang dipelajari tentang bank syariah, ternyata tidak hanya ada produk tabungan, tapi ada produk deposito yang bagi hasilnya lebih besar jika dibandingkan dengan tabungan biasa, sayapun merasa tertarik tentang produk deposito di bank syariah. Jika ada bank yang bisa memberikan hasil lebih, dan itu halal maka saya akan memilih produk itu. Niatnya saya pengen menjadikan tabungan saya setengahnya untuk deposito, tapi tidak jadi. Karena waktu itu saya dapat kiriman dari orang tua untuk membeli kendaraan, tapi saya merasa belum butuh dengan motor itu akhirnya dana buat beli motor saya masukkan untuk produk deposito syariah. Akhirnya saya membuka produk deposito syariah di Bank Mandiri Syariah, sekarang saya memiliki deposito syariah untuk pertama kalinya, berarti kontribusi saya untuk pengembangan sektor riil agak besar. Waktu terus berjalan saya pun makin menikmati belajar ekonomi islam, belajar keuangan islam, tidak hanya di ruang kuliah, saya mulai senang membaca koran yang mengulas tentang keuangan syariah. Sampai akhirnya saya berlangganan majalah sharing waktu itu untuk menambah khazanah keilmuan saya dibidang ekonomi islam. Saya makin banyak mengenal keuangan syariah, produk-produknya serta keunggulan dan keutamaannya.
Tidak terasa sudah setahun saya belajar di jurusan ekonomi islam UII, membuat saya tidak hanya sekedar belajar tapi mulai mempraktikkan apa yang telah saya pelajari. Niatan saya yang awalnya ingin memcoba tes lagi untuk masuk UGM, tidak begitu lagi bernafsu seperti sedia kala. Saya kembali menanyakan kepada orang tua untuk tidak pindah, alhamdulillah keduanya mendukung untuk pilihan saya. Kedepannya saya memantapkan diri pada jurusan ini. Bisa dibilang saya sudah jatuh cinta pada bank syariah, Saya pengennya setiap transaksi saya tidak menggunakan keuangan konvensional. Saat itu jika saya membayar spp kuliah saya harus bayarnya di bank syariah walaupun harus antri panjang. Kampus UII memfasilitasi untuk pembayaran spp melalui Bank Muamalat. Jika awalnya saya seringnya bayar spp di bank mandiri konvensional, kini saya membayar spp melalui Bank Muamalat. Saya merasa orang yang belajar ekonomi islam harus punya peran dalam mengembangkan bank syariah.
Ternyata Bank Muamalat punya produk tabungan yang bebas biaya apapun, saya sangat tertarik dan memilih untuk membuka rekening di bank Muamalat. Setiap bulan saya menyisihkan uang, untuk dimasukkan ke bank muamalat. Senang rasanya karna bisa memilih Bank Muamalat, yaitu pelopor bank syariah pertama di negeri ini. Memilih bank Muamalat menjadi wujud rasa senang dan terima kasih karena memilih bank pelopor keuangan islam. Saya ingat produk yang saya beli waktu itu produk instan dengan harga 125 ribu, 100 ribu akan dimasukkan ke rekening dan yang 25 ribu untuk biaya pembelian, serta sudah mendapatkan kartu ATM. Karena bebas biaya apapun saya senang dan membuka rekening di Bank Muamalat.
Waktu terus berjalan, belajar ekonomi islam makin menyenangkan, belajar banyak tentang bank syariah dan keuangan islam lainnya. Jika selama ini saya memilih Bank Mandiri Syariah dan Bank Muamalat bank umum syariah. Ada rasa pengen mencoba punya rekening di unit usaha syariah, pilihan saya jatuh pada bank BNI Syariah yang waktu itu masih berstatus Unit Usaha Syariah (UUS). Katanya kalau unit usaha syariah lebih fleksibel karena katanya bisa menarik dan setor di bank konvensionalnya, tapi pengelolaan dananya dikelolahnya secara terpisah dengan bank induknya. Unik dan menarik menurut saya, akhirnya saya memilih buka tabungan di BNI Syariah. Katanya BNI Syariah punya produk kartu kredit syariah, pernah iseng dan ingin mecoba buka, tapi katanya harus ada persetujuan atau tanda tangan orang tua. Tapi karena orang tua saya jauh jadi harus dibatalkan memiliki kartu kredit syariah.
Pada tahun 2010, waktunya saya untuk memenuhi mata kuliah permagangan, mak saya harus mencari lembaga keuangan syariah yang ada di Jogja sebagai tempat magang. Mencoba masuk ke kantornya Bank Mega Syariah, menanyakan dan memasukkan surat izin buat magang. Tapi ada yang aneh menurut saya kok kantor bank mega syariah tidak terpisah dengan bank mega konvensional yang di Yogyakarta. Padahal, Bank Mega Syariah sudah berstatus Bank Umum Syariah. Tidak pantas menurut saya, jika harus digabungkan kantornya. Apalagi karena spase Bank Mega Syariah kecil jika dibanding yang konvensional. Kata pegawainya saat ini, bank Mega Syariah tidak menerima untuk magang mahasiswa. Akhirnya saya pulang. Ternyata ada kesan menarik ketika saya ada di kantor bank mega syariah, membuat saya ada keinginan untuk membuka rekening di Bank Mega Syariah. Dua minggu kedepan saya datang dan membuka rekening tabungan di Bank Mega Syariah dengan akad wadiah. Nah ini yang membedakan antara bank BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Muamalat tabungannya menggunakan akad Mudharabah, sedangkan di Bank Mega Syariah menggunakan akad Wadiah. Meskipun saya tidak jadi magang di Bank Mega Syariah, tapi saya tetap mantap untuk membuka rekening tabungan.
Tahun 2011, sudah waktunya saya melakukan penelitian skripsi, saya harus menentukan di lembaga mana yang akan menjadi tempat penelitian saya. Pilihan saya pada Bank BPD DIY Syariah. Selama penelitian saya lihat produk gadai di Bank BPD DIY Syariah cukup laris manis banyak peminatnya. Tapi ketertarikan saya bukan produk gadainya, tetapi pada produk deposito syariahnya, nisbah bagi hasilnya cukup besar jika di bandingkan dengan nisbah bagi hasil di bank syariah lainnya di Yogyakarta. Jika bank syariah lainnya mampu menawarkan nisbah bagi hasil di kisaran 55 : 40, nasabah 55 persen dan kemudian bank 45 persen. Tetapi bank BPD DIY Syariah bisa menawarkan nisbah yang sangat besar, yaitu 80:20, 80 persen untuk nasabah dan 20 persen untuk banknya, wah ini menjadi hal yang menarik buat saya. Setelah saya melakukan penelitian skripsi, saya memilih memindahkan deposito yang di Bank Mandiri Syariah ke Bank BPD DIY Syariah. Sekarang rekening yang saya miliki di bank syariah sudah empat bank. Lagi-lagi prinsip saya meskipun sedikit isinya yang penting berkontribusi terhadap perkembangan bank syariah. Semoga kedepannya saya bisa mengajak orang tua saya dan saudara-saudara saya hijrah menggunakan bank syariah. 
Pada bulan juni 2011, akhirnya saya diwisuda pada jurusan ekonomi islam UII. Selesai kuliah saya memilih melanjutkan studi magister pada jurusan yang sama dan di universitas yang sama. Terus dan terus menikmati kuliah dan belajar ekonomi islam. Makin banyak memahami betapa besarnya dan pentingnya peran dari keuangan islam dalam suatu Negara. Alhamdulllah tahun 2013 saya menyelesaikan studi S2 saya. Semakin juga aku cinta keuangan syariah.
Setelah lulus S2, saya tertarik melirik bank BRI Syariah, yang punya fasilitas yang sama dengan Bank Muamalat dulu yang serba gratis, walaupun akhirnya Bank Muamalat saat ini sudah berbayar dengan biaya administrasi yang terhitung mahal. Bank BRi Syariah memberikan fasilitas yang serba gratis, saya tertarik untuk membuka rekening bank BRI Syariah, nah ada yang beda dengan yang lainnya Bank BRI Syariah punya fasilitas SMS Banking, ini yang tidak saya dapatkan di Bank Syariah lain. Dengan fasilitas SMS Banking Bank BRI Syariah, banyak kemudahan yang saya dapatkan bisa transfer by sms, beli pulsa by sms, beli token listrik by sms, dan kemudahan lainnya. Pas saya buka rekening di Bank BRI Syariah, ternyata juga ada pembukaan pembelian sukuk ritel dari pemerintah. Saya mencoba minta ke orang tua untuk investasi ke sukuk, dan Alhamdulillah orang tua memberikan, akhirnya saya bisa membeli produk sukuk di Bank BRI Syariah. Yang belum kesampaian saat ini, yaitu ingin menggunakan produk reksadana syariah, dan produk unitlink pada asuransi syariah. Karena  Aku cinta Keuangan Syariah.
Banyak juga hal yang kurang berkesan, kurang baik selama menggunakan produk bank syariah. Mulai dari masalah yang sederhana, seperti misalnya waktu antri sudah giliran saya malah, dilewatkan, saya kira ini sederhana tapi tidak mengenakkan. Kemudian ketika saya di Semarang waktu itu saya mau buka deposito di Bank Mandiri Syariah, tapi syaratnya ribet karena harus menyerahkan Surat Kuasa (SK) dari tempat bekerja, alasannya karena ktp saya bukan KTP Semarang. Ini buat saya terlalu kaku, bagaimana orang bisa menggunakan produk bank syariah jika selalu dipersulit, padahal kejadian yang seperti ini tidak pernah terjadi saat saya menjadi nasabah deposito syariah di Bank Mandiri Syariah di Yogyakarta. Pernah juga waktu saya menyetor uang di Bank Muamalat sejumlah satu juta rupiah, tellernya bilang kalau uangnya kurang seratus ribu, saya kaget saya ingat sekali jika uang itu saya cukup, tapi Alhamdulillah akhirnya tellernya mau menerima dan menyatakan benar. Kejadian seperti ini sering terjadi di bank syariah. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi di bank syariah karena dapat membuat nasabah tidak nyaman dan bisa menimbulkan kecurigaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut saya selalu memperhatikan teller menghitung uangnya saat menyetor.
Ada hal juga yang kurang enak menurut saya, ketika saya membeli produk sukuk di bank BRI Syariah, saya menanyakan akad apa yang digunakan dalam produk sukuk ini, tapi tellernya tidak mengetahui sehingga dia terlihat kebingungan untuk mencari tahu tentang akad tersebut. Harusnya setiap bank syariah menyediakan sumber daya manusia yang unggul dan berkompeten, jika perkara akad saja tidak mengetahui bagaiman bisa mengembangkan perbankan syariah. Masyarakat bisa-bisa tidak yakin dengan eksistensi bank syariah, karena sumber daya yang tidak memahami bank syariah.

BANDINGKAN
Apa yang berbeda belum tentu kelihatannya begitu. Tuliskan pemahaman Anda tentang perbedaan produk keuangan syariah dan konvensional. Pendapat yang orisinal dan unik, itu yang menarik, karena seringkali mewakili persepsi masyarakat dan Anda tak perlu menjadi ahli syariah untuk itu.
Banyak hal yang membedakan antara produk keuangan syariah dengan yang konvensional. Pastinya keuangan syariah terbebas dari unsur maysir, gharar, dan riba sedangkan pada keuangan konvensional tidak terhidar dari hal-hal demikian yang dilarang dalam agama islam.
Perbedaan selanjutnya yaitu saya yakin setiap tabungan atau deposito di bank syariah saya yakin uang saya tidak akan digunakan untuk membiayai hal-hal yang haram, yang dilarang, dan yang bisa merusak moral. Sedangkan di Bank Konvensional semuanya bebas diberi kredit baik itu usaha merusak atau tidak.
Perbedaan selanjutnya jika masuk lembaga keuangan syariah selalu disapa dengan salam, sehingga akan menjadi pahala dan kebaikan buat nasabah. Tetapi hal demikian tidak akan dijumpai di bank konvensional
Pada produk asuransi syariah menggunakan konsep ta’awwun (saling tolong-menolong) sehingga ada kekerabatan antara nasabahnya. Sedangkan pada produk asuransi konvensional menggunakan sistem transfer risiko.
Setiap produk di bank syariah yang tertuang dalam tulisan, akad yang ingin disepakati dibubuhkan kata basmalah, ini menjadi penguat bagi seorang muslim bagi setiap langkah ada kuasa Allah. Hal ini yang tidak akan ditemukan pada produk bank konvensional.
Produk pada keuangan syariah, selalu ada unsur underlaiying asetnya. Sedangkan pada konvensional terkadang ada produk yang tidak memiliki underliying asset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar